Sinopsis

Poison arrows : strange journey with an opium dreamer, Annam, Cambodia, Siam, and the lotos isle of Bali. Buku berjudul “Poison Arrows: Strange Journey with an Opium Dreamer, Annam, Cambodia, Siam, and the Lotos Isle of Bali” ditulis oleh Grace Gallatin Seton-Thompson dan diterbitkan pada tahun 1938 oleh The Travel Book Club di London. Buku ini adalah catatan perjalanan yang sangat khas dari era kolonial akhir, ditulis oleh seorang penulis perempuan Amerika yang berani dan penuh rasa ingin tahu terhadap budaya Asia Tenggara. Isi Pokok Buku: 1. Perjalanan Melintasi Asia Tenggara Penulis melakukan perjalanan dari Saigon (Vietnam) ke Kamboja (Angkor), lalu ke Siam (Thailand), dan akhirnya ke Bali (Hindia Belanda). Ia ditemani oleh seorang bangsawan eksentrik dan pecandu opium, Baron Gyorgy Antalffy-Sturdza, yang menjadi pemandu sekaligus simbol dari “mimpi opium” yang membingkai narasi buku. 2. Eksplorasi Budaya dan Sensualitas Buku ini penuh dengan deskripsi sensual dan eksotis tentang tarian Bali, arsitektur Khmer, dan kehidupan masyarakat lokal. Penulis mengamati tari-tarian Bali dan Khmer dengan kagum, dan membandingkan keduanya sebagai ekspresi artistik yang spiritual dan erotik sekaligus. 3. Refleksi Diri dan Kritik Sosial Di balik gaya naratif yang puitis dan penuh imajinasi, Seton-Thompson juga menyisipkan kritik terhadap kolonialisme, meskipun tidak secara frontal. Ia menggambarkan masyarakat Indochina sebagai “bangsa yang membusuk di bawah cambuk asing,” namun juga mengakui keterbatasan perspektifnya sebagai orang Barat. 4. Tema Opium dan Pelarian Opium menjadi simbol dari pelarian, mimpi, dan kehancuran, baik secara pribadi maupun budaya. Baron Sturdza, sang pecandu opium, menjadi metafora dari Eropa yang terpesona namun juga merusak Timur. 5. Gaya Penulisan Gaya penulisannya puitis, reflektif, dan kadang surealis, mencerminkan ketegangan antara pendidikan puritan penulis dan keinginannya untuk mengalami dunia secara utuh. Buku ini juga memuat foto-foto dan peta, menjadikannya dokumen visual sekaligus naratif. Nilai Historis dan Sastra Buku ini adalah contoh khas dari “travel writing kolonial” yang ditulis oleh perempuan, dengan pendekatan yang lebih personal dan emosional dibandingkan karya laki-laki sezamannya. Ia mencerminkan ambivalensi Barat terhadap Timur: kekaguman, eksotisme, dan rasa bersalah kolonial bercampur menjadi satu. Menjadi sumber penting untuk memahami representasi Bali dan Asia Tenggara dalam imajinasi Barat pada awal abad ke-20.


Related Sources in Our Collections

----

UGM Research Collections Link

----

Perhatian: Dokumen yang berukuran besar mungkin akan muncul lebih lama.