Sinopsis

Perniagaan prempoean dan anak - anak prempoean : Satu nasehataken tjega perkara djina. Buku Perniagaan Prempoean dan Anak-anak Prempoean: Satoe Nasehataken Tjega Perkara Djina karya Gouw Peng Liang, diterbitkan pada tahun 1919, merupakan salah satu karya penting dalam sastra Melayu Tionghoa yang membahas isu sosial dan moral di kalangan masyarakat Tionghoa peranakan di Hindia Belanda. Isi dan Tujuan Buku Buku ini berfokus pada peringatan dan nasihat kepada perempuan dan anak-anak perempuan agar menghindari praktik prostitusi, yang pada masa itu menjadi masalah sosial yang signifikan. Gouw Peng Liang menggunakan pendekatan naratif dan moralistik untuk menyampaikan pesan-pesan etika, dengan harapan dapat mencegah perempuan muda terjerumus ke dalam dunia pelacuran. Karya ini mencerminkan keprihatinan penulis terhadap dampak negatif dari kolonialisme dan modernisasi terhadap nilai-nilai tradisional dan moralitas masyarakat Tionghoa peranakan. Konteks Sosial dan Budaya Gouw Peng Liang dikenal sebagai sastrawan konservatif yang aktif dalam organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK), sebuah organisasi yang berupaya mempertahankan nilai-nilai Konfusianisme di tengah arus modernisasi dan pengaruh Barat. Melalui karya-karyanya, termasuk buku ini, Gouw Peng Liang berusaha mengedukasi masyarakat Tionghoa peranakan tentang pentingnya menjaga moralitas dan identitas budaya mereka. Selain itu, buku ini juga mencerminkan upaya penulis untuk mengkritisi dan menanggapi perubahan sosial yang terjadi akibat kebijakan kolonial dan dinamika ekonomi pada masa itu. Relevansi dan Pengaruh Perniagaan Prempoean dan Anak-anak Prempoean merupakan bagian dari upaya Gouw Peng Liang untuk menggunakan sastra sebagai alat pendidikan dan reformasi sosial. Dengan menyoroti isu prostitusi dan memberikan nasihat moral, buku ini berperan dalam membentuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai etika dan budaya di tengah perubahan zaman. Karya ini juga menjadi contoh bagaimana sastra Melayu Tionghoa digunakan sebagai medium untuk menyuarakan keprihatinan sosial dan memperkuat identitas komunitas peranakan Tionghoa di Indonesia. Secara keseluruhan, buku ini tidak hanya menawarkan narasi moralistik, tetapi juga memberikan wawasan tentang kondisi sosial dan budaya masyarakat Tionghoa peranakan pada awal abad ke-20, serta menunjukkan peran sastra dalam proses pendidikan dan transformasi sosial.


Related Sources in Our Collections

----

UGM Research Collections Link

----

Perhatian: Dokumen yang berukuran besar mungkin akan muncul lebih lama.